Seorang Pasien Keluhkan Pelayanan Petugas RSUD dr Soedarso Pontianak Diduga Lamban

- 29 Juni 2024, 10:01 WIB
RSUD dr Soedarso Pontianak di Jalan Sungai Raya Dalam, Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat pada Sabtu, 29 Juli 2024
RSUD dr Soedarso Pontianak di Jalan Sungai Raya Dalam, Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat pada Sabtu, 29 Juli 2024 /Foto: Ngadri/PRMN/

KALBARTIME.COM – Seorang pasien yang diduga mengalami patah tangan mengeluhkan pelayanan petugas Rumah Sakit dr Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat diduga lamban.

Dalam video amatir tersebut pasien mengatakan, dari pagi hingga sore belum mendapatkan tindakan dari petugas kesehatan Rumah Sakit dr Soedarso Pontianak yang saat itu bertugas.

Dalam video akun Tiktok Om Darell tersebut juga dituliskan diskripsi ‘’Saya datang daftar umum bukan BPJS, Tapi dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore saya dibiarkan begitu saja. Padahal gawat darurat malah di biarkan begitu saja…

‘’Saya meringis kesakitan dari pagi sampai sore semua pegawai nengok saya B aja..bukanya ditangani…emang.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Tempat Makan Ayam Bakar Madu Enak di Pontianak, Cek Alamatnya

‘’Ini rumah sakit soedarso, dari tadi masuk ruang umum katanya gawat darurat. Tapi sekarang sampai sore dari pagi hingga sore enggak ditangani juga.Kalau keluarga siapapun janganlah pergi kesini, kasian kalau misalkan, oke  kalau orang enggak serangan jantung, kalau serangan jantung sudah mati dari tadi. Sudahlah buat kalian janganlah ke rumah sakit soedarso ke rumah sakit lain jak,’’ujar pasien tersebut dikutip Kalbartime.com dari akun Tiktok Om Darell pada Sabtu, 29 Juni 2024.

‘’Apalagi cuman patah kayak gini,saya dibiarkan jak. Tadi pegawai datang lagi, saya tanya kenapa tidak ditangani dari tadi bang, o kirain  BPJS Bang, ini umum nich bang, rupanya dia mau nangani kalau pasien umum ini, rupanya dia mau nangani kalau pasien umum. Mana ada rumah sakit kayak gitu, ini gawat darurat,’’katanya.

Akun Tiktok Om Darell
Akun Tiktok Om Darell

Sementara itu, Direktur RSUD dr Soedarso Pontianak, Hary Agung  mengatakan, pasien datang pada hari jumat 21 juni 2024 pukul 11.03 wib (bukan pagi,sumber cctv) dari hasil pemeriksaan awal perawat dan dokter IGD suspek fraktur antebrachi dextra, fr ancle dextra.

‘’Pasien sudah ditangani oleh petugas IGD dengan memasang infus, mengambil sample darah dan sudah diberikan injeksi TKO drip dan mecobalamin inj. Selanjutnya akan dilakukan tindakan rontgen di central radiology. Karena tidak dapat dilakukan rontgen di radiologi IGD, karena kondisi IGD saat itu pasien  penuh/sangat ramai.semua petugas memberikan pelayanan. termasuk petugas pengantar pasien yang juga bergantian mengantar pasien ke ruang rawat inap. Dijeda petugas pengantar pasien juga sholat jumat. Maka pasien menunggu untuk dilakukan rontgen. pasien tidak mau menunggu. Sekitar jam 14.00 lebih pasien minta pulang dan menandatangani surat keterangan pulang atas permintaan sendiri jam 15.00,’’jelas Hary Agung dikutip pada Sabtu, 29 Juni 2029.

Hary Agung menambahkan, dari kronologis tersebut, berdasarkan bukti cctv dan rekam medik,serta hasil lab, maka tidak benar pasien dibiarkan dari pagi hingga sore atau tidak dilakukan tindakan apa-apa. pasien sudah dilakukan beberapa tahapan tindakan medik dan sedang menunggu untuk dilakukan rontgen.

Baca Juga: Daftar 3 Roti Cane Pontianak Langganan Pejabat Rasanya Gurih dan Murah Meriah, Yuk Cicipi

‘’Terkait tuduhan perlakuan membedakan pasien BPJS dan umum. Perawatdari IGD  tidak pernah menanyakan pasien umum atau BPJS. Pertanyaan umum/BPJS ditanyakan oleh petugas Rekam Medik untuk data atau petugas sisrute untuk keperluan penyesuaian ruang rawat inap agar sesuai hak pasien. Di RSUD dr Soedarso tidak pernah membedakan pasien umum atau BPJS, dokternya sama, obatnya sama sesuai obat fornas, perlakuan/prosedur tindakan sama sesuai kondisi dan haknya.Perlu diketahui 90% lebih pasien RSUD dr soedarso adalah BPJS. Pasien BPJS di RS ditanggung/dibayar klaimnya oleh BPJS. jadi tidak ada alasan kami membedakan pasien BPJS dg umum,’’kata Hary.

‘’Kami terus berbenah meski dengan keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)  dan ruangan tetap berupaya memberikan pelayanan sebaik baiknya kepada pasien. Kami mohon maaf bila masih belum semua puas dengan  pelayanan kami.Karena kebutuhan pasien ke RS soedarso sangat tinggi, IGD selalu membludak, BOR hampir 90%(rasio penggunaan tempat tidur sangat tinggi). Semua rujukan kab/kota ke RS soedarso (RS2 besar swasta dipontianak yang harusnya bisa membantu rujukan BPJS tidak bekerjasama dengan  BPJS, kecuali RS Yarsi,’’ujarnya.

Editor: Ngadri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah