Patut Dicontoh, Warga Pontianak Sulap Limbah Menjadi Sesuatu Yang Bernilai

- 1 Maret 2024, 07:25 WIB
Harry Eko Rifanto (66) sama sekali tak menyangka lukisan ampas kopi karyanya langsung diterima oleh Presiden RI Jokowi saat meninjau stand-stand pameran Inacraft di Jakarta Convention Center Rabu, 28 Febrauri 2024.
Harry Eko Rifanto (66) sama sekali tak menyangka lukisan ampas kopi karyanya langsung diterima oleh Presiden RI Jokowi saat meninjau stand-stand pameran Inacraft di Jakarta Convention Center Rabu, 28 Febrauri 2024. /Foto: pontianak.go.id/

KALBARTIME.COM - Harry Eko Rifanto (66) sama sekali tak menyangka lukisan ampas kopi karyanya langsung diterima oleh Presiden RI Jokowi saat meninjau stand-stand pameran Inacraft di Jakarta Convention Center Rabu, 28 Febrauri 2024.

Lukisan siluet wajah Jokowi yang dibuat dengan bahan dasar ampas bubuk kopi yang diglasur di atas karung goni bekas sebagai medianya dengan ukuran bingkai 30x30 centimeter, diserahkan Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian kepada Presiden Jokowi

“Senang dan bangga rasanya karena lukisan Pak Jokowi yang saya buat dua tahun lalu akhirnya sekarang berada di tangan orangnya langsung,” ujarnya saat ditemui di Stand Kota Pontianak Paviliun Kalbar pada pameran Inacraft 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis 29 Februari 2024.

Baca Juga: 1500 Peserta UMKM Mengikuti Pameran Jakarta International Handicraft Trade Fair

Pak Teng, sapaan akrab Harry, mengungkapkan bahwa karya yang dibuatnya berbeda dengan yang dikerjakan seniman-seniman pelukis ampas kopi. Umumnya, lukisan dari kopi dibuat dengan alat kuas dan menggunakan air kopi. Di tangannya, lukisan itu dibuat menggunakan teknik glasur dengan bahan campuran ampas kopi dan lem khusus buatannya.

“Saya menggunakan ampas bubuk kopi dan alat yang saya gunakan plastik glasur yang familiar digunakan untuk menghias kue,” katanya.

Ide membuat lukisan dengan ampas kopi ini terbesit ketika Pontianak dibranding sebagai Kota Seribu Warung Kopi. Diperkuat lagi dengan dicanangkannya Jalan Gajah Mada sebagai Coffee Street. Pak Teng berpikir, semakin banyak warung kopi yang ada di kota ini, maka tentu banyak juga ampas kopi yang terbuang. Ide mengolah ampas kopi yang biasa dibuang oleh usaha warung kopi pun muncul dalam benaknya. Gambaran dalam pikirannya, bagaimana ampas kopi ini menjadi karya seni seperti lukisan.

Ia pun mulai mengumpulkan limbah ampas kopi. Bubuk ampas kopi itu terlebih dahulu dikeringkan dengan cara dijemur. Setelah ampas kopi itu kering, selanjutnya diayak hingga tersisa bubuk yang halus. Bubuk yang telah diayak itu dicampur dengan lem khusus ciptaannya sehingga berbentuk seperti krim. Krim itu kemudian dimasukkan ke dalam plastik glasur dan dilanjutkan melukis dengan menggunakan glasur mengikuti bentuk gambar yang sudah didesain lebih dulu di atas karung goni.

Baca Juga: Ini 3 Mie Ayam dan Bakso Lezat Dekat Kota Ketapang Kalimantan Barat

Halaman:

Editor: Wan Usman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah