Network
KALBARTIME.COM - Letak kedua dusun ini di tepi bukit, di sisi Timur Kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Kedua dusun ini secara administratif masuk dalam Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Dikutip dari tulisan Ustadz Agus Kurniawan di akun Fb nya bahwa pada masa Kesultanan Matan yang berdiri di Ketapang dan Kayong Utara, Ade suku - suku utame. Suku ni bukan model suku yang kite pahamkan sekarang, walau juga temasok kriterianya, tapi adelah pengelompokan orang dengan profesi, keterampilan dan tugas yang seragam. Suku - suku ini menempati wilayah tertentu di Tapak Kesultanan Matan.
Ada suku Mayak dan Bengkalang. Dua suku ini semacam Pengawal Raja. Terdiri dari orang - orang sakti, penjaga cerita sejarah. Pimpinan mereka disebut Kai/Kyai yang pada saat suksesi Raja, bisa bertugas sebagai Raja Sehari. Terakhir Mayak dan Bengkalang di Tanah Kayung tinggal di Kampung Mayak.
Suku Kaum ; Penghulu, Khatib, Imam, sekarang kampungnya ade di Kampung Kaum Ketapang. Tempat banyak ulama yang berjasa menyebarkan Islam di Tanah Kayong dan juga beberapa di Kalimantan Barat.
Prijai, ini Algojo raje.
Dan bukit, orang bukit dalam catatan Tourne JPJ Barth (terbit 1896), dahulu tinggal di kaki gunung palung. Masih ada yang tinggal di Aik Paoh dan Tanjung Belimbing. Yang lain dibawa Raja untuk jadi abdi setie.
Di Ketapang, tinggallah orang Bukit ini di Cali, Bayangan, Rempangi dan di Jago.
Apa peninggalan yang menjadi ciri Khas Orang Suku Bukit? Satu pokok durian, dua bisa main senggayong, tige menyimpan wayang dan terakhir kepala kampung nye disebut Demung.
Orang dan bahasanya camporan antara Melayu dan Dayak serta sedikit Jawa. Karena mereka memang keturunan dari tiga suku ini.
